Minggu, 06 Februari 2011


By on 03.26

Apakah Usaha ternak ayam kampung dapat memberikan keuntungan buat kita ( sebuah pertanyaan dari Anak SMP). Ini adalah pertanyaan yang sering muncul ketika kita mau  memulai usaha beternak ayam kampong. Usaha yang diinginkan juga tidak terlalu muluk-muluk, pokoknya yang penting jalan dulu dengan modal yang ada. Inti dari pertanyaan dia adalah menanyakan kalau mau beternak ayam kampung itu lebih mudah berawal dari DOC apa langsung membeli induknya langsung? Kira-kira untuk permulaannya apakah harus merogoh kocek yang dalam? dan apakah dia cocok untuk ternak (ayam kampung) ini? Karena gaya bahasa saya ketika menjawab email anak tersebut adalah adalah gaya bahasa anak seumuran dia, maka kami tidak mungkin menuangkannya di sini. Oleh karenanya kami ganti jawaban kami dengan gaya bahasa yang sedikit normal dan mudah-mudahan bisa diambil manfaat untuk yang meluangkan waktu untuk membacanya. Inti jawaban yang kami berikan adalah sebagai berikut :

  1. Untuk pemula sebaiknya mengusahakan dari yang DOC dan kalau bisa dari yang sudah berumur sekitar 1 bulanan. Toh kalau mau dikomersilkan, ayam kampong sudah bisa dijual pada umur 2 bulan (berat 5-8 ons) kalau dipelihara secara intensif. Insyaallah untuk alasannya akan kami sampaikan di bawah.
  2. Kalau dimulai dengan DOC modal yang kita butuhkan tidak terlalu besar dan berbeda kalau kita langsung membeli induk. Membeli induk juga kalau kita tidak pandai memilihnya akan mengakibatkan penyesalan dan kerugian. Kita masih belum tahu induk tersebut termasuk induk yang baik apa tidak, kemampuan produksi telurnya seberapa, sifat mengasuh anak bagaimana, punya sifat kanibal (memakan telurnya sendiri atau mematuk sesame ayam) apa tidak dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
  3. Bahwa beternak adalah suatu ketrampilan bukan ilmu keturunan walaupun di masyakarat kita beredar rumor bahwa beternak (memelihara barang hidup) adalah ilmu turunan. Beternak adalah suatu ketrampilan, yang tingkat ketrampilan tersebut akan semakin bertambah dan terasah seiring bertambahnya waktu kita bergelut dengan ketrampilan tersebut.
Sebuah pengalaman
Kami mempunyai sebuah pengalaman pribadi dalam memulai usaha beternak ayam kampung yaitu ketika saya duduk di bangku kelas 1 SMP. Ketika itu saya membeli sekitar 20-an ekor anak ayam kampung keturunan bangkok,  berumur lebih dari satu bulan (versi penjual).  Karena kurang berbekal ilmu yang cukup dan tanpa pikir panjang, saya beli saja ayam tersebut. Akan tetapi dalam benak saya ada beberapa alasan yaitu :
  1. Saya belum mempunyai pengalaman beternak ayam kampung dari umur DOC sehingga kalau membeli yang umur segitu insyaallah tingkat kematian akan lebih rendah.
  2. Saya membeli ayam tersebut karena menyesuaikan dengan modal yang ada
  3. Harga yang ditawarkan masih masuk akal karena teman saya juga ada yang sudah membeli
  4. Untuk bekal mencari pengalaman beternak ayam kampung.
Dari jumlah 20-an ekor tersebut akhirnya jumlah ayam kampung saya terus berkembang biak dan usahapun semakin besar. Saking banyaknya kepemilikan ayam yang saya punya, dan mungkin merupakan jumlah kepemilikan ayan kampung terbanyak pada waktu itu di kampung saya. Padahal waktu itu saya hanya seorang tamatan SMP yang belum mau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada waktu itu saya mulai melirik potensi ternak lain (diversifikasi usaha setelah saya pelajari) yaitu beternak domba, dan keinginan saya bertambah kuat untuk memulainya. Wal hasil saya harus merelakan beberapa ekor ayam kampung yang saya nilai kurang produktif untuk saya jual dan saya membeli seekor domba dalam keadaan bunting hanya sekitar 45rb (seingat saya). Untuk memperoleh seekor domba hanya butuh menjual ayam kampong sekitar 7-10 ekor  saja. Tak puas dengan kepemilikan satu ekor domba, saya beli lagi 1 ekor domba.
Inti dari saya menceritakan pengalaman pribadi saya adalah untuk menambah semangat dan memberi motivasi kepada siapa saja yang ingin memulai beternak ayam kampung. Mari kita mulai dengan modal seadanya dan jangan bermimpi terlalu besar bahwa usaha kita akan begini dan begitu. Mulailah dulu dengan keyakinan.
Mari renungkan dua prinsip dalam usaha di bidang ternak (sepanjang pengetahuan kami), kalau ada yang punya prinsip ke-3 dan seterusnya bisa menambahkannya, dua prinsip tersebut yaitu :
  1. Tujuh (7) butir telur ayam bisa menjadi 1 ekor ayam, 7 ekor ayam bisa menjadi satu ekor kambing/domba, 7 ekor kambing bisa menjadi 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji?
  2. Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang, maksudnya kalau kita berusaha jangan hanya mengandalkan satu mata pencaharian saja dan tidak mau mencoba usaha yang lain. Kalau usaha yang satu mengalami kesuraman maka masih bisa ditopang dengan usaha satunya….  Selamat mencoba.

Tukang Coding
Judul: Sebuah Pengalaman Beternak Ayam
Review oleh: Tukang Coding | Template TreTans 1.0
Update pada: 03.26 | Rating: 4.5

Comment for "Sebuah Pengalaman Beternak Ayam"

0 komentar

Posting Komentar