Minggu, 06 Februari 2011


Seperti halnya hewan ternak yang lain bahkan manusia, ayam buras mempunyai karakter atau kebiasaan buruk yang bisa merugikan peternak. Kalau kebiasaan ini tidak segera diatasi maka tidak mustahil membawa dampak yang berlarut. Kebiasaan buruk ayam kampung tersebut antara lain sebagai berikut : Kanibalisme
Kanibal adalah kebiasaan ayam yang saling mematuk dan bahkan memakan telurnya. Penyebab utama dari kanibalisme adalah sebagai berikut :
  1. Ayam kekurangan pakan atau juga nutrien, cara mengatasinya adalah dengan menambah pakan dan air bersih, kalau perlu air minum ditambah dengan sedikit garam dapur, yaitu 5g/liter air selama dua (2) hari berturut-turut.
  2. Jumlah ayam dalam satu kandang terlalu padat, sehingga ayam akan saling berebut untuk mendapatkan tempat yang nyaman. Untuk itu luas lantai kandang perlu diperluas atau jumlah ayam dikurangi untuk setiap kandangnya.
  3. Udara di dalam kandang terlalu panas, kelembaban tinggi. Untuk menanggulangi hal ini kandang perlu diberi ventilasi yang cukup
  4. Ayam kekurangan batu-batuan (grit), untuk mengatasinya ayam perlu diberi garam dapur
Selain cara-cara tersebut di atas, dapat pula dilakukan pemotongan paruh sebesar ¼-1/3 panjang paruh menggunakan gunting atau debeaker, cara lain untuk mengatasi kanibalisme adalah dengan tidak mencampur ayam atau memasukkan ayam dari satu kelompok ke kelompok lain
Mengeram
Mengeram adalah insting atau naluri dari setiap unggas untuk melakukan regenerasi. Masa mengeram ayam buras mencapai 21 hari. Kemudian diikuti dengan mengasuh anaka selama 75-90 hari. Jika hal ini dibuhungkan dengan produksi akan merugikan peternak, karena produksi telur akan berkurang.
Beberapa usaha dapat dilakukan untuk mengurangi dan mempercepat penyelesaian sifat mengeram ini antara lain sebagai berikut :
  1. Memandikan atau merendam ayam selama 5-10 menit kemudian ayam di jemur di panas matahari. Cara ini dilakukan selama 3-5 hari berturut-turut
  2. Apabila ayam dipelihara pada kandang battery individual atau pada kandang litter maka posisi ayam ditukar tempat dengan ayam yang lain sehingga ayam akan menyesuaikan diri dengan tempat yang baru. Sistem ini dinamakan metode kuratif (pencegahan)
  3. Menggunakan obat penekan sifat pengeram
Memakan telur
Peristiwa ayam yang memakan telur terjadi karena ayam kekurangan pakan terutama mineral (NaCl dan Kalsium), kekurangan grit, atau terlalu padat dalam kandang, sehingga menimbulkan udara panas yang berakibat kekurangan air minum
Rontok Bulu
Rontok bulu disebabkan oleh pengaruh hormonal dan menyebabkan penurunan jumlah produksi telur. Rontok bulu pada ayam kampung terjadi setelah ayam berumur 20 bulan atau setelah satu tahun produksi. Lama rontok bulu bervariasi antara 2-4 minggu. Apabila rontok bulu sudah terjadi makan akan tumbuh bulu yang baru yang diikuti dengan meningkatnya produksi teulur.
Suka Bertarung
Ayam buras terutama ayam kampung, ayam bangkok, dan ayam pelung jantan adalah ayam yang suka bertarung, namun demikian pertarungan pada ayam betina juga terjadi meskipun tidak sehebat ayam jantan. Pertarungan ini disebabkan oleh perebutan kekuasaan terhadap lokasi atau tempat, perebutan pakan dan air minum dan memperebutkan pasangannya yaitu ayam betina
Pertarungan antar ayam juga akan terjadi apabila sekelompok ayam betina dan bebereapa ekor ayam jantan dalam satu kandang dimasuki oleh pejantan lain. Oleh karena itu, jangan mencampur ayam yang baru ke dalam sekelompok ayam yang lain.
Suka tidur di Pohon
Nenek moyang ayam buras biasa hidup dan tidur di pepohonan. Meskipun ayam buras yang sekarang ini telah didomestikasi, karakter ini tetap di bawa hingga keturunan-keturunannya. Tujuan dari hidup di pepohonan adalah untuk menghindari predator. Pada pemeliharaan ayam buras secara extensif (berkeliaran) banyak ayam buras yang tidur di pepohonan pekarangan rumah. Ada segi positif dari kebiasaan ini, yaitu terhindar dari predator, misalnya musang, dan ayam lebih tahan terhadap penyakit. Segi negatif dari kebiasaan ini adalah ayam menjadi relatif langsing, sehingga berat badannya ringan, dan ketika ayam akan di vaksin sulit untuk menangkapnya, karena ayam mampu bertahan dan mencengkeramkan kakinya di pohon meskipun dalam keadaan tidur. Hal ini disebabkan oleh aktifitas otot pektineus (ambiens) di bagian paha (Yuwanta, 2004). Aktifnya otot itu membutuhkan banyak energi yang berkaibat berat badan menjadi ringan. Pada kandang untuk pemeliharaan semi intensif biasanya juga diberi bambu sebagai tempat bertengger ayam.
Disalin dari isi buku Beternak Ayam Buras karya Tri Yuwanta yang diterbitkan oleh Citra Aji Parama Yogyakarta.


Mesin penetas merupakan alat buatan manusia sebagai duplikat induk buatan. Cara kerja mesin ini sama persis tingkah laku induk betina selama mengerami telurnya. Akan tetapi alat ini mempunyai kelebihan yaitu mampu menetaskan telur dalam jumlah banyak pada saat dan waktu yang bersamaan. Akan tetapi ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus selama proses penetasan berlangsung, diantaranya : 1. Sumber panas
Sumber panas dalam mesin harus terbebas dari gangguan selama proses berjalan. Apabila mesin penetas masih menggunakan sumber panas dari minyak tanah maka perlu diusahakan pengontrolan minyak tanah dan nyala apinya. Apabila sudah menggunakan listrik sebagai sumber panas maka perlu cadangan energi seperti diesel, generator atau jen set.
2. Air
Air sangat dibutuhkan mesin penetas untuk mengatur kelembapan dalam ruang. Tanpa air, kemungkinan kegagalan menjadi lebih besar. Air memang berhubungan erat dengan daya tetas telur. Oleh karena itu pada saat memasuki periode kritis, air harus selalu tersedia secara maksimal. Karena pada saat periode kritis ruangan sudah tidak di buka lagi sehingga air perlu dipersiapkan ketika akan memasuki periode kritis.
3. Operator
Operator adalah orang atau petugas yang melaksanakan atau melayani tugas selama proses penetasan berlangsung. Operator haruslah orang yang terampil, telaten, dan sabar. Seorang operator perlu untuk membuat catatan-catatan selama proses penetasan berlangsung. Hal ini berguna untuk perbandingan setiap dilakukan penetasan dan sebagai bahan perbandingan pada pelaksanaan penetasan selanjutnya. Beberapa hal yang harus dikerjakan selama proses penetasan berlangsung antara lain : pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pengaturan ventilasi, pemutaran telur, peneropongan telur, dan pengamatan periode kritis.*(SPt)
sumber : www.sentralternak.com


Setelah telur dimasukkan ke dalam mesin tetas dan telah berlalu masa kritis pertama maka dilakukan pemeriksaan telur pada hari ke-4 atau ke-5. Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi yang sudah berpengalaman. Mereka yang berpengalaman dapat mengidentifikasi telur hanya dalam sehari. Setelah telur diperiksa dengan teropong telur (egg candling) maka telur akan dapat dibedakan sebagai berikut :
Telur kosong
Keadaan di dalam telur tampak jernih, tanpa ada serabut-serabut urat, rongga udara tidak terdapat perubahan dan tidak tampak adanya kehidupan. Kuning telur. Telur dikeluarkan dari mesin tetas dan masih baik untuk dikonsumsi.
Telur mati
Telur mati ditandai dengan bintik hitam atau pelangi warna merah dan tidak menunjukkan adanya pergerakan dari kehidupan. Telur yang sudah yakin mati dapat langsung dikeluarkan dari mesin tetas, akan tetapi telur yang masih meragukan statusnya dibiarkan dulu dengan diberi tanda khusus.
Telur hidup
Ditandai dengan adanya serabut urat, rongga udara meluas dan tampak adanya kehidupan di dalam telur. *(SPt)


Penetasan telur dengan mesin tetas akhir-akhir ini semakin populer. Hal ini disebabkan jumlah telur yang mampu ditetaskan bisa puluhan bahkan ratusan kali dengan cara penetasan alami. Dengan cara berkembangnya cara penetasan ini, seleksi telur tetaspun akan sangat menentukan berhasil tidaknya penetasan yang akan dilakukan. Harapannya adalah dari telur yang baik akan menghasilkan anak tetasan yang baik pula. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam seleksi telur tetas :Berat telur
Berat telur yang ditetaskan sangat berpengaruh terhadap anak yang akan di hasilkan. Pengalaman para pembibit menunjukkan bahwa telur-telur dengan berat kurang dari 40 gram atau lebih dari 45 gram memiliki daya tetas yang lebih rendah dibandingkan dengan telur yang memiliki berat antara 40-45 gram. Berat telur yang seragam akan menghasilkan anak hasil tetasan yang seragam pula. Biasanya, berat telur yang dihasilkan ayam memiliki grafik meningkat, seiring dengan bertambahnya umur, kemudian akan stabil setelah ayam berumur lebih dari 12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh berat telur terhadap persentasi (%) daya tetas. Intinya pemilihan telur tetas sangat penting dilakukan sebelum penetasan berlangsung.
Bentuk telur
Bentuk telur yang baik adalah bulat telur, perbandingan lebar dengan panjang adalah 3:4. Telur yang terlalu bundar atau lonjong biasanya tidak banyak yang menetas oleh karena isi bagian-bagian telur tidak seimbang. Perlu diketahui bahwa telur terbagi menjadi tiga bagian yaitu kulit telur (kerabang), albumin (putih telur), dan Yolk (kuning telur). Proporsi albumin dan yolk yang tidak seimbang akan berpengaruh terhadap pembentukan bagian-bagian tubuh unggas.
Keadaan kulit telur
Telur yang kulitnya kotor akibat kotoran ayam atau sisa pakan, memiliki daya tetas yang lebih rendah daripada telur yang bersih. Meskipun tampak tertutup rapat, kulit telur sebenarnya memiliki pori-pori yang masih bisa ditembus oleh udara dan kuman penyakit. Jika kulit telur kotor, kuman penyakit hampir bisa dipastikan berada di kotoran tersebut. Kuman penyakit akan dengan leluasa masuk ke dalam telur dan menyebabkan kematian embrio. Di samping itu, kotoran juga menyumbat sirkulasi udara. Sebaliknya jika kulit telur dalam keadaan bersih, kuman penyakit kecil kemungkinan bisa masuk ke dalam telur dan sirkulasi udara juga lancar. Karenanya, sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas, telur harus di bersihkan terlebih dulu dengan desinfektan seperti air hangat, alkohol 70%, formalin 40%, kalium permanganat (KMNO4) dan jenis desinfektan lainnya.
Rongga udara
Telur tetas yang baik adalah yang letak rongga udaranya tetap, yaitu di bagian ujung telur yang tumpul. Rongga udara ini erat hubungannya dengan posisi pertumbuhan embrio dalam telur. Cara melihatnya cukup dengan lampu pijar berdaya 40 watt.
Umur telur dan cara penyimpanannya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas telur yang disimpan kurang dari 7 hari lebih tinggi dibandingkan dengan telur tetas yang disimpan lebih dari 7 hari. Telur yang disimpan terlalu lama, apalagi dalam kondisi lingkungan yang kurang baik bisa menyebabkan penurunan berat akibat bertambah besarnya rongga udara. Di samping itu, kadar karbondioksida (CO2) dan airnya meningkat, sehingga isi sel telur semakin encer dan daya tetasnya menurun. Penyimpanan telur yang ideal untuk tetap mempertahankan daya tetasnya adalah pada kisaran suhu 10º - 18ºC dan kelembapan 60-75%. Cara penyimpanan telur yang benar adalah rongga udara berada di atas.
Ratio induk jantan dan induk betina
Ratio induk jantan dan induk berita idealnya adalah 1:8-10 artinya seekor pejantan hanya mengawini sekitar 8 - 10 ekor induk betina. Umur induk (jantan dan betina) yang dianjurkan adalah telah berumur lebih dari 12 bulan walaupun Induk jantan sudah mampu mengawini betina pada umur 9-10 bulan dan induk betina sudah mampu memproduksi telur pada umur 6-7 bulan. Akan tetapi berdasarkan pengalaman, telur yang dihasilkan oleh induk berumur lebih dari 12 bulan memiliki daya tetas yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur yang dihasilkan oleh induk yang berumur kurang dari 12 bulan. *(SPt)

: www.sentralternak.com


Ada beberapa problem dalam penetasan yang sering muncul sehingga menyebabkan penetasan yang dilakukan menjadi ‘gagal’. Dari kegagalan tersebut, semestinya dijadikan sebagai pengalaman berharga dan dicari sumbernya sehingga di waktu-waktu yang akan datang tidak terjadi kegagalan kembali. Berikut kami sebutkan beberapa masalah dalam penetasan berikut analisa kegagalannya.
Telur jernih dan infertil
Analisa kegagalan :
1. telur tidak terbuahi karena rasio jantan dan betina tidak tepat
2. ransum induk kurang memenuhi syarat
3. pejantan terlalu tua
4. perkawinan preferensial
5. pejantan yang steril
6. embrio mati terlalu awal akibat penyimpanan yang terlalu lama
Blood rings (kematian awal dari embrio)
Analisa kegagalan :
1. suhu incubator tidak tepat
2. fumigasi tidak benar
3. kekurangan oksigen
4. pemutaran telur kurang banyak atau telur tidak diputar
5. penyimpanan telur terlau lama
Kematian tetasan dalam shell
Analisa kegagalan :
1. suhu incubator tidak tepat
2. telur tidak dibalik
3. ransum induk tidak memenuhi syarat
4. ventilasi tidak cukup
5. kemungkinan ada penyakit
Telur telah mulai retak (pipping) tapi tidak mau menetas
Analisa kegagalan :
1. kelembaban kurang
2. kelembaban terlalu tinggi pada tahap awal penetasan
3. ransum induk tidak memenuhi syarat
Menetas terlalu cepat/lambat dan menempel
Analisa kegagalan :
1. suhu yang terlalu tinggi atau rendah dan kelembaban yang tidak tepat
Hasil tetasan lemah
Analisa kegagalan :
1. suhu terlalu tinggi
2. bibit kurang bagus
Hasil tetasan kecil-kecil
Analisa kegagalan :
1. telur tetas juga kecil-kecil
2. kelembaban kurang
Hasil tetasan yang tidak menentu
Analisa kegagalan :
1. umur telur yang terlalu bervariasi
Bentuk yang tidak normal (malformed)
Analisa kegagalan :
1. suhu tidak tepat
2. pengaturan telur serta pembalikan telur tidak tepat
Analisa kerusakan mesin penetas otomatis
Lampu tidak menyala
Analisa kegagalan :
1. hubungan kabel pada steker, terminal atau micro switch
2. micro switch rusak
Mesin mati di tengah-tengah waktu penetasan berlangsung
Analisa kegagalan :
1. micro switch rusak atau terbakar
Lampu menyala terus, tidak mau padam
1. micro switch rusak
2. kapsul thermostat rusak atau bocor
Bebarapa tips dalam membeli mesin penetas telur :
Bebarapa tips dalam membeli mesin penetas telur :
  1. Pilihlah mesin penetas telur yang sudah teruji kemampuanya
  2. Pilihlah mesin penetas telur yang mempunyai extra pemanas darurat (double pemanas) sebagai cadangan untuk mengantisipasi apabila sumber energi utama rusak atau mati
  3. Mudah untuk mendapatkan spare partnya
  4. Cek harga di tempat lain, siapa tau dengan kualitas produk sama, tetapi bisa mendapatkannya dengan harga yang lebih murah
  5. Membeli mesin penetas telur tidak di tempat yang hanya menjual produk akan tetapi juga menyediakan jasa layanan konsultasi pasca pembelian. Semoga bermanfaat*(SPt)


 Menetaskan telur Adalah usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan mesin penetas telur yang sistem atau cara kerjanya mengadopsi tingkah laku (behaviour) induk ayam atau unggas lainnya selama masa mengeram. Oleh karena itu tak heran jika banyak orang yang menyebut alat ini dengan istilah mesin penetas telur dan ada sebagian orang yang menggunakan istilah setter (ruang pengeraman) dan hatcher (ruang penetasan).
Beragam hasil yang akan dicapai dalam proses penetasan telur. Apabila telur menetas dengan baik maka perasaan puas yang akan dirasakan, akan tetapi bila telur banyak yang tidak menetas alias gagal menetas maka perasaan kecewa yang akan muncul dan akan timbul tindakan mencari biang kegagalan. Mulai dari sikap menyalahkan pihak lain sampai-sampai anggapan negatif akan muncul secara beruntun tanpa disertai dengan evaluasi dari kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan. Nah untuk menghindari hal-hal tersebut kami mencoba mengangkat tema ini untuk dijadikan bahan diskusi atau pembelajaran kita bersama agar kita lebih dewasa dalam mengambil sikap dan untuk mengambil pelajaran tentunya.
Mengapa perlu menetaskan telur ?
  1. Karena ada jenis unggas yang mempunyai naluri atau sifat mengeram sedikit atau bahkan tidak punya sifat itu seperti itik, ayam arab, dan puyuh. Kalau menggunakan jasa menthok atau lainnya maka perlu tambahan biaya untuk pemeliharaan menthok tersebut.
  2. Jumlah telur yang mampu dierami induk terbatas sehingga menyulitkan manajeman pemeliharaan. Coba anda bayangkan apabila anda mempunyai 10 ekor induk. Saat sekarang ada yang menetas, tiga hari kemudian ada yang menetas lagi, dua minggu ada yang menetas lagi, bahkan ada yang menetas mungkin satu-dua bulan lagi. Betapa kacaunya model pemeliharaannya karena harus punya beberapa kandang pembesaran.
  3. Agar produksi dari seekor induk lebih banyak. Hal ini disebabkan umur untuk berproduksi berkurang dengan adanya sifat mengeram dan mengasuh anak. Sehingga yang semula seekor induk hanya mampu berproduksi telur hanya 60-75 butir/tahun dapat meningkat menjadi 100-120 butir/tahun.
  4. Sebagai sarana pencegahan penyakit. karena di dalam proses penetasan buatan terdapat program penyucihamaan telur dan ruangan mesin tetas dengan desinfektan. Kalau penyucihamaan dilakukan dengan benar maka dapat memutus jalur penyebaran penyakit yang merugikan dapat merugikan.
Langkah-langkah persiapan sebelum penetasan dimulai :
Sebelum proses penetasan dimulai ada baiknya memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : Seleksi atau pemilihan telur tetas. Meliputi : berat telur, bentuk telur, keadaan kulit telur, rongga udara, umur telur dan cara penyimpanannya. Keterangan dari ke-5 hal di atas Bapak/Ibu buka di www.sentralternak.com. Kemudian memperhatikan faktor penentu penetasan yang meliputi panas, air, pergerakan udara dan operator mesin tetas. Keterangannya juga bisa di baca di tempat yang sama. Bisa juga ditambahkan kegiatan penyucihamaan ruangan mesin tetas. Kemudian persiapan memasukkan telur ke dalam mesin tetas yang meliputi pengaturan suhu dan kelembaban, dan mempersiapkan pemanas cadangan apabila mesin tetas yang dipakai bertipe hibryd (dua pemanas).
Bedakan istilah daya fertilitas dengan daya tetas
Ada dua istilah penting dalam proses penetasan telur dengan mesin penetas buatan, pertama daya fertilitas dan yang ke dua daya tetas. Daya fertilitas adalah persentase jumlah telur yang fertil (dibuahi, dikawini) dari jumlah telur yang kali pertama masuk mesin tetas. Semakin tinggi angka yang diperoleh maka semakin baik pula kemungkinan daya tetasnya. Hal-hal yang mempengaruhi daya fertilitas antara lain : asal telur (hasil dari perkawinan atau tidak), ransum induk, umur induk, kesehatan induk, rasio jantan dan betina, umur telur, dan kebersihan telur.
Ada satu tips untuk mendapatkan daya fertilitas yang tinggi yaitu anda membeli telur yang sudah diketahui ada bibitnya. Caranya bagaimana? anda membeli telur dari pengepul besar yang sekaligus berprofesi sebagai penetas. Ciri telurnya adalah sudah dimasukkan ke dalam mesin tetas minimal 12 jam sebelumnya dan telah dilakukan peneropongan untuk mengetahui ada tidaknya bibit. Peternak atau penetas yang berpengalaman akan dapat mengetahui telur-telur yang ada bibitnya. Memang harga ada selisih sekitar Rp 200-300/butir, tetapi fertilitas telur dapat dijamin 95% ke atas. Hal ini sudah kami lakukan dan rata-rata pembeli merasa puas dengan hasil yang dicapai. Tetapi ada satu kelemahan untuk masalah ini yaitu usahakan waktu antara membeli telur yang sudah diketahui bibitnya dengan jarak rumah anda tidak lebih dari 8-10 jam.
Sedangkan daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang fertil. Nah untuk masalah yang satu ini baru diketahui setelah proses penetasan berakhir. Di antara faktor yang mempengaruhi antara lain operator dan kualitas mesin tetasnya sendiri. Seorang operator mesin tetas mempunyai tanggug jawab penuh mulai telur masuk pertama kali hingga proses penetasan selesai. Hal-hal yang dilakukan oleh seorang operator adalah pengontrolan suhu, kelembaban, pemutaran atau pembalikan telur, peneropongan telur dan fumigasi mesin tetas. Sedangkan kualitas mesin tetas adalah tanggung jawab produsen mesin tetas sepenuhnya. Sehingga untuk mengetahui kualitas mesin adalah dengan bertanya langsung kepada yang sudah menggunakannya atau dengan mencobanya langsung.
Jenis mesin penetas telur
Pada intinya semua mesin penetas sama berdasarkan cara kerjanya akan tetapi beda dalam hal harga, bahan, cara pengoperasiaannya, dan sebagainya. Produsen pun begitu ada yang hanya berorientasi bisnis semata dan ada juga yang berorientasi untuk kemajuan perunggasan masa depan. Berdasarkan cara kerjanya mesin ini dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu mesin penetas manual, mesin penetas semi otomatis atau semi modern dan mesin penetas full otomatis atau modern.
Yang terbaik apa? Secara jujur kami tidak bisa mengatakan mana yang terbaik. Karena secara sportif dari berbagai jenis dan tipe mesin penetas memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Jadi menurut kami untuk mengatakan yang terbaik perlu ditinjau dari beberapa segi :
1. Harga, memang harga selalu identik dengan kualitas. Tapi ingat, hal itu tidak berarti yang mahal pasti berkualitas atau sebaliknya
2. Bahan yang digunakan. Apakah kemampuan dari bahan yang digunakan dari pengaruh benda lain seperti alat berat, air, panas, api dan lainnya
3. Cara pengoperasian mesin. Membeli mesin yang disertai buku petunjuk pengoperasian adalah lebih baik begitu pula datang langsung untuk mengetahui cara kerja produk yang akan kita beli
4. Cara mengganti komponen apabila terjadi kerusakan. Pastikan ketika anda memutuskan membeli suatu produk sudah ada gambaran cara memperbaiki kalau ada kerusakan di tengah jalan.
5. Suku cadang mesin (spare part)
Maka ke-lima hal tersebut dapat kita jadikan sebagai patokan dalam menilai sebuah mesin penetas dan juga sebagai pertimbangan apabila anda tertarik dan memutuskan membelinya.


Tak terasa hampir dua bulan lebih kami tidak menyapa pembaca semua baik dengan menulis artikel atau lainnya. Itu semua tidak lain adalah kesibukan kami dengan sedikit lebih fokus kepada membuat program baru agar lebih bermanfaat bagi kita semua. Syukur alhamdulillah, dari pemikiran kami muncul ide program WISATA TERNAK yang kami menilainya sebagai pengganti program yang pernah berjalan selama kurang lebih empat bulanan yaitu training on-line gratis. Mudah-mudahan kami bisa tetap komitmen di sektor peternakan dan harapan kami adalah adalah sentralternak milik kita bersama, mari kita dukung dan kembangkan.
Untuk artikel pertama setelah libur panjang tidak menulis, kami akan mengangkat tema seputar penetasan telur. Banyak sudah pertanyaan via kontak langsung, email, sms, yang menanyakan tentang tingkat keberhasilan dalam uji coba mesin penetas telur yang dibelinya baik dari kami secara langsung atau dari tempat/produsen lain. Kebanyakan dari mereka hanya berhasil menetas 40-60% dari jumlah telur yang fertil (selanjutnya disebut dengan daya tetas). Mereka tidak puas dengan hasil tersebut dan ingin mengetahui penyebab kurang berhasilnya proses penetasan tersebut.
Secara umum kami menjawab, “daya tetas 40-60% untuk seorang pemula yang baru kali pertama mengoperasikan mesin penetas telur adalah sudah cukup berhasil. Yang berpengalaman saja (5, 10, bahkan 15 tahun) mungkin hanya mampu mencapai angka 80-90% dan kadang lebih rendah dari itu. Kami dulu ketika baru mengenal mesin penetas telur pada awal-awal kuliah hanya berhasil mencapai angka yang sama. Padahal teori sudah kami peroleh baik secara otodidak maupun penjelasan langsung bapak/ibu dosen pengajar. Bahkan pernah suatu kali kami mengalami kegagalan total dalam suatu proses penetasan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dan mengambil pelajaran dari kejadian yang terjadi hasil tersebut bisa meningkat”. Nah untuk itu kami akan berbagi pengalaman dengan pembaca semua agar pengalaman kita bisa bermanfaat bagi orang lain.
Untuk memperoleh persentase hasil daya tetas yang memuaskan ada beberapa langkah yang bisa ditempuh, antara lain :
Menyeleksi telur tetas
Di sini kami tidak akan membahas cara pemilihan telur tetas karena pembahasan tersebut sudah pernah kami tulis sebelumnya di situs ini dan bisa di buka pada kolom artikel. Inti pembahasan bab ini adalah mencari dan memilih telur yang baik untuk ditetaskan yang meliputi penyeleksian terhadap bentuk telur, kebersihan kulit telur, besar kecilnya telur, keberadaan kantung udara, sex ratio jantan dan betina, dan lama penyimpanan telur.
Pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penetas telur
Cara menyimpanan telur yang baik adalah telur diletakkan dengan ujung yang tumpul berada di bagian atas. Suhu ideal penyimpanan antara 5-15°C. Di bawah batas tersebut embrio bisa mati dan di atas kisaran suhu tersebut embrio bisa berkembang dan menyebabkan penetasan yang lebih cepat. Cara pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penatas lainnya adalah dengan membersihkan kulit telur dari kotoran dan juga menyucihamakan telur dengan desinfektan.
Lokasi penempatan mesin penetas
Mesin tetas hendaknya ditempatkan pada ruangan yang terlindung dari sinar matahari atau terpaan angin. Yang ideal adalah di tempat yang tertutup atau kalau bisa tersembunyi, gelap akan tetapi masih mempunyai sirkulasi udara yang baik. Kondisi ini seperti halnya keadaan seekor induk betina sedang mengeram dan mungkinkah seekor induk betina mengeram di tempat yang terang? Untuk itu jangan sekali-kali menempatkan mesin penetas telur di depan atau belakang rumah, di depan pintu keluar masuk orang, dekat kamar mandi, dan di dekat dapur.
Sumber panas
Sumber panas mesin penetas telur bermacam-macam, ada yang memakai lampu templok (minyak tanah), briket batubara, listrik (bolam, nikelin, elemen magic jar), dan lain sebagainya. Kita perlu mempunyai cadangan sumber panas tersebut minimal satu unit untuk berjaga-jaga apabila sumber panas utama ada masalah. Mesin tetas semi modern atau modern biasanya sudah menggunakan double pemanas seperti kombinasi listrik dengan minyak tanah atau lainnya. Karena kebanyakan pada saat sekarang sumber panas yang digunakan adalah listrik maka bisa menyediakan cadangan minyak tanah, UPS, Genset atau diesel untuk mesin penetas telur kapasitas besar.
Persiapan mesin penetas telur
Satu hari sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin penetas telur, sebaiknya ruangan mesin telah disucihamakan dengan desinfektan. Banyak sudah jenis desinfektan yang ditawarkan oleh produsen obat dan kami tidak akan menyebutkannya di sini. Kotoran-kotoran yang melekat pada alas lantai mesin, rak pengeraman, dan dinding mesin dari sisa proses penetasan sebelumnya perlu dibersihkan juga. Setelah proses penyucihamaan selesai mesin ditutup kemudian mesin bisa dinyalakan dan dibiarkan sampai tercipta suhu yang stabil yaitu antara 38-40°C.
Mengatur temperatur dan kelembaban
Suhu pada mesin disetting berkisar antara 38-40°C dengan cara mengatur thermoregulator atau thermostatnya. Sedangkan kelembaban disetting pada kisaran antara 50-60%. Tempatkan thermometer dan hygrometer pada tempat yang mudah terlihat. Kami menyarankan untuk memakai thermometer yang terbuat dari air raksa dan kalau memungkinkan mempunyai double thermometer untuk pengecekan suhu karena bisa jadi thermometer yang kita miliki kurang keakuratannya.
Mengatur Sirkulasi Udara
Pada setiap mesin tetas biasanya selalu diberi ventilasi udara agar dapat terjadi pertukaran udara di dalam mesin dengan udara luar. Ventilasi udara dibuka mulai hari ke-4 sedikit demi sedikit sampai pada hari ke-7 lubang ventilasi sudah terbuka penuh. Untuk mesin penetas semi modern biasanya sudah disertai dengan fan (kipas) untuk membantu pemerataan panas dalam mesin dan membuang udara jika diperlukan.
Meneropong telur (candling)
Banyak anggapan bahwa setiap telur yang kita masukkan ke dalam mesin penetas telur akan menetas. Sebagian mereka tidak mengetahui bahwa hanya telur yang fertil saja (dibuahi) yang bisa menetas. Peneropongan terlur berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang infertil (tidak dibuahi), telur yang fertil, embrio yang tumbuh dan embrio yang mati. Pada perlakuan penetasan telur ayam kampung, peneropongan telur dilakukan minimal tiga (3) kali yaitu pada hari ke-3, 14, dan 18. Telur yang infertil atau mati embrio perlu dikeluarkan dari mesin penetas telur. Telur yang infertil masih bisa dikonsumsi sedangkan telur yang mati embrio bisa untuk campuran pakan ternak.
Memutar telur tetas
Kegiatan ini memang sangat menjemukan dan membutuhkan kesabaran. Pemutaran telur dilakukan mulai hari ke-4 sampai hari ke-18 untuk telur ayam kampung. Dalam satu hari minimal 3 kali telur dibalik. Kalau ingin hasil yang lebih baik telur bisa dibalik setiap 3 atau 4 jam sekali. Berdasarkan pengalaman sebagian penetas di Purwokerto, pembalikan telur setiap 3 jam sekali memberikan daya tetas sampai 90%.
Pendinginan telur
Kadang kita melihat seekor induk ayam akan meninggalkan sarang bertelurnya untuk mencari makan atau sekedar bergulung-gulung di tanah atau pasir. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk mendinginkan telur. Pendinginan telur pada mesin penetas telur dilakukan saat kita melakukan peneropongan telur. Atau bisa juga untuk sesekali waktu kita buka pintu mesin penetas. Lama pendinginan telur bisa antara 10-15 menit.
Menjelang menetas
Saat ini disebut dengan periode kritis ke-2 dan biasanya banyak penetas yang gagal dalam menghadapinya. Pada tiga hari terakhir sebaiknya telur tidak perlu dibalik/diputar lagi. Kelembaban perlu dinaikkan sedikit untuk membantu proses retaknya cangkang (pipping) dengan cara penyemprotan telur dengan sprayer atau lainnya. Suhu perlu dipertahankan agar tetap stabil dan menghindari agar tidak terjadi kematian pada sumber pemanas (PLN atau lainnya).
Masa Transisi
Ketika anak ayam sudah menetas biarkan beberapa jam sampai bulu-bulunya mulai mengering dan segera pindah ke tempat lain yang telah dipersiapkan seperti kardus, box yang diberi alas jerami atau box khusus dengan pemanas sekalian. Jangan biarkan anak ayam terlalu lama dalam mesin penetas karena bisa menghalangi telur lainnya untuk proses menatas. Kebanyakan dari kita membiarkan anak ayam menetas semua dan tidak mengeluarkan anak ayam yang menetas lebih awal. Sehingga anak ayam yang menetas lebih awal akan mengalami dehidrasi dan akhirnya mati lemas.
Insyaallah dengan memperhatikan beberapa hal di atas proses penetasan kita akan berhasil dengan baik. Akan tetapi itu semua adalah usaha kita, hasil tetap berada di tangan Allah SWT. Oleh karena itu setelah daya dan upaya kita kerahkan jangan lupa untuk berdoa kepada Yang Maha Pemberi Rizki agar penetasan kita berhasil dan bisa mendapatkan keuntungan yang maskimal. Selamat mencoba dan semoga kesuksesan selalu menyertai anda*(SPt)


Mungkin dalam benak para pembaca bertanya-tanya mengapa kami menulis artikel dengan tema ini? Sebenarnya seberapa penting peranan thermometer dalam membantu keberhasilan proses penetasan telur? Atau apa akibat pada proses penetasan telur jika thermometer yang digunakan ternyata tidak akurat dalam pengukurannya? Kami menilai itu semua sangat wajar apalagi bagi penetas telur pemula yang belum mempunyai satu pengalaman pun dalam menetaskan telur. Untuk itu perlu kiranya kami sampaikan bahwa yang kami tulis ini adalah berdasarkan realita bukan hal yang mengada-ada. Realita baik dari pengalaman pribadi langsung maupun dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Sekedar berbagi pengalaman, pernah suatu kali kami melakukan proses penetasan telur itik (kalau tidak salah), kami menggunakan thermometer yang sudah lama tidak terpakai. Kami beranggapan bahwa thermometer tersebut masih akurat sehingga suhu dalam mesin tetas pun berpedoman pada thermometer tersebut. Apa yang terjadi kemudian? Telur tersebut sampai pada hari ke 31 belum ada yang menetas. Kami pun berusaha mencari tahu apa sebab yang membuat telur sampai tidak menetas. Usut punya usut kami menemukan penyebabnya bahwa thermometer yang kami gunakan suhunya tidak tepat yaitu lebih dari 2°C di bawah suhu normal. Ini kami buktikan ulang pada penetasan berikutnya di mana kami memakai thermometer yang lain dan suhu kami naikkan dan Alhamdulillah ternyata berhasil.
Thermometer biasanya dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara kerjanya yaitu thermometer digital dan thermometer manual. Thermometer digital cara kerjanya menggunakan sensor untuk mendeteksi suhu disekitarnya sedangkan thermometer manual biasanya menggunakan cairan air raksa. Ada sebagian orang berpendapat bahwa thermometer air raksa lebih akurat dalam mengukur suhu jika dibandingkan dengan thermometer digital.  Alasan mengapa bahan air raksa lebih tinggi keakuratannya adalah sebagai berikut :
  1. Raksa dapat menyerap atau mengambil panas dari suhu sesuatu yang diukur
  2. Raksa memiliki sifat yang tidak membasahi medium kaca pada termometer
  3. Raksa dapat dilihat dengan mudah karena warnanya yang mengkilat
  4. Raksa memiliki sifat pemuaian atau memuai yang teratur dari temperatur ke temperatur
  5. Raksa memiliki titik beku dan titik didih yang rentangnya jauh, sehingga cocok untuk mengukur suhu tinggi
Mungkin anda bertanya, apa akibat dari pengukuran suhu dengan thermometer yang kurang atau tidak akurat. Berikut kami sampaikan beberapa akibat dari ketidakakuratan thermometer pada proses penetasan telur :
  1. Apabila suhu yang ditunjukkan oleh thermometer lebih rendah dari suhu yang sebenarnya. Hal ini akan berakibat pada telur-telur yang kita tetaskan akan lambat menetas dan ada sebagian embrio yang akan menjadi lemas. Temperatur yang sedikit lebih rendah untuk periode waktu yang tidak terlalu lama tidak terlalu mempengaruhi perkembangan embrio kecuali memperlambat perkembangannya untuk embrio muda. Hal yang sedikit berbeda jika hal tersebut terjadi pada embrio yang lebih tua karena pengaruhnya akan sedikit berkurang. Temperatur yang lebih rendah dari yang di syaratkan untuk jangka waktu yang agak lama akan mempengaruhi embrio dalam hal perkembangan organ-organnya yang berkembang tidak secara proporsional. Jika hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan gangguan pada hati, peredaran darah, jantung atau perkembangan yang lambat kalaupun menetas nantinya.
  2. Apabila suhu yang ditunjukkan oleh thermometer lebih tinggi dari suhu yang sebenarnya akan menyebabkan dua kemungkinan yaitu embrio bisa mati dan ada sebagian telur yang akan mengalami dehidrasi sehingga DOC yang nantinya akan menetas akan lemah, lesu, dan kurang/tidak bergairah untuk makan. Akibatnya DOC akan mengalami kekerdilan dan tingkat mortalitas (angka kematian) yang tinggi. Embrio ayam yang masih muda sangat mudah terpengaruh oleh temperatur yang tinggi. Pengoperasian mesin tetas dengan temperatur tinggi 43oC selama  30 menit akan mempunyai efek yang mematikan pada embrio ayam. Bila embrio tidak mati maka suhu yang tinggi tersebut dapat menyebabkan masalah pada syaraf, hati, peredaran darah, ginjal, cacat pada kaki, kebutaan dan persoalan lainnya yang menjadikan anak ayam cacat, lemah dan kemudian mati.
Untuk menghindari hal tersebut di atas kami menyarankan :
  1. Thermometer yang sudah di beli perlu di kaliberasi atau distandarisasi dengan thermometer lain yang lebih akurat seperti thermometer badan yang biasanya selalu ada di setiap rumah (untuk mengukur anggota keluarga jika demam) baik yang digital maupun yang manual atau pada laboratorium terdekat
  2. Jangan membeli thermometer yang kurang terpercaya tempatnya seperti anda membeli thermometer di tempat mainan anak seharga Rp 5.000,-
  3. Selalu up date keakuratan thermometer anda dengan thermometer lain misalkan thermometer anda di bawa ke apotek untuk di kaliberasi atau kerabat yang mempunyai thermometer yang lebih baru dan akurat tentunya
  4. Apabila menggunakan thermometer air raksa maka periksalah air raksa tersebut, kalau ada celah (cairan air raksa tersebut putus) sebaiknya jangan digunakan.
Ada hal lain juga yang tidak kalah pentingnya yaitu masalah penempatan thermometer pada mesin tetas, penempatan thermometer dalam mesin tetas tidak asal taruh begitu saja. Penempatan thermometer yang benar adalah penempatan ujung thermometer sejajar dengan puncak telur ketika telur tersebut diletakkan dalam posisi horizontal (tidur) atau kalau telur dalam posisi vertikal (berdiri) maka berjarak seperempat atau setengah inchi. Jangan biarkan ujung pengukur thermometer menyentuh telur karena hal tersebut akan menimbulkan salah baca pada thermometer. Begitu juga kalau kita menggunakan thermometer digital maka jangan sampai sensor menyentuh langsung kulit telur karena akan menimbulkan salah baca juga. Semoga bermanfaat*


Kandang tipe battery merupakan modifikasi dari kandang sistem sangkar atau kurungan, yang disusun secara berderet memanjang, bertingkat dua atau lebih. Setiap sangkar bisa untuk satu ekor ayam atau kalau ayam tipe ringan bisa diisi dua ekor. Hasil penelitian yang sudah ada, pengisian satu ekor per lokal kandang battery adalah lebih baik dibanding dengan lebih satu ekor per lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya sifat-sifat atau tingkah laku kehidupan sosial dari ayam. Dasar atau lantai kandang sistem battery dibuat agak condong ke depan dengan harapan agar telur dapat menggelinding ke depan untuk memudahkan pengambilan telur. Sistem kandang battery dipandang kurang menguntungkan untuk pemeliharaan ayam buras pedaging karena sering menimbulkan lepuh dada atau pembengkakan pada tulang dada. Kandang battery dapat dibuat dari kawat, kayu reng, dan juga bambu. Masing-masing mempunyai sisi kelemahan dan keuntungan dan mungkin sebagai pertimbangan yang utama adalah masalah harga (modal). Ada sebagian peternak yang mengkombinasikan pemakaian antara kawat dengan bambu yaitu dengan menjadikan alas kandang battery berbahan kawat sedangkan bagian atas berbahan bambu. Dan mungkin inilah kombinasi yang ideal sepanjang pengamatan kami. Ada juga yang merupakan hasil kombinasi antara kayu reng dengan bambu.
Keuntungan sistem kandang battery adalah sebagai berikut :
  1. Dapat menghemat tempat dan biaya pemeliharaan
  2. Energi yang dikeluarkan oleh ayam sangat sedikit sehingga hasil metabolisme ternak lebih banyak untuk pembentukan daging
  3. Ayam tidak saling mematuk sehingga tidak luka
  4. Bila terdapat ayam yang menderita penyakit menular maka penularannya akan lambat
  5. Pemberian pakan dan minim lebih efektif karena pemberiannya dapat dilakukan per individu
  6. Indentifikasi penyakit melalui kotoran mudah dilakukan karena kotorannya tidak bercampur dengan kotoran ayam yang lain
Beberapa kelemahan sistem kandang battery diantaranya sebagai berikut :
  1. Biaya pembuatan kandang cukup mahal
  2. Pembuangan kotoran harus lebih sering dilakukan karena jika terlambat, dapat mengundang lalat dan bibit penyakit lainnya
  3. Ternak kurang mendapat sinar matahari pagi sehingga menimbulkan lepuh dada
  4. Kualitas karkas kurang baik
Penyusunan kandang battery
Banyak cara  yang digunakan oleh peternak dalam menyusun kandang battery, akan tetapi yang umum adalah sebagai berikut :
  1. Vertikal, kandang battery disusun lurus ke atas
  2. Stair step, kandang battery disusun seperti tangga
  3. Offset, kandang battey disusun seperti tangga, akan tetapi yang bagian di atasnya  agak condong ke dalam
  4. Flat, kandang battery dipasang mendatar
Pada lokal kandang yang diisi lebih dari satu ekor, perlu diingat bahwa ayam jangan sampai timbul sifat kanibal. Hal ini dapat diatasi dengan :
  1. Waktu memasukkan ke dalam lokal kandang harus bersamaan dan berasal dari ayam yang sama
  2. Berasal dari kandang yang sama
  3. Tidak terdiri dari macam-macam warna


Berbicara masalah kandang untuk ayam kampung mungkin masalah yang masih asing bagi kita, maklum system pemeliharaan ayam kampung selama ini masih bersifat umbaran (ekstensif). Yaitu ayam kampung dibiarkan tidur di mana saja yang penting masih terlihat pulang ke rumah. Padahal kalau kita sedikit meluangkan waktu untuk memperhatikan masalah kandang ayam kampung maka tidak mustahil banyak sisi manfaat yang akan kita dapatkan. Karena mau diakui atau tidak kandang memegang peranan penting sebagai penyebab timbulnya penyakit dan penyebaran penyakit.Pada peternakan-peternakan dengan model semi intensif atau intensif, kandang ayam kampung sudah mendapat perhatian khusus. Mereka sudah pelajari dan sadar akan pentingnya fungsi kandang untuk ternak mereka seperti halnya arti pentingnya rumah untuk tempat tinggal kita. Apakah kita akan bisa merasa nyaman, enjoy, dan menghasilkan karya terbaik kita di rumah yang kumuh, berdebu, berbau, tidak aman atau bahkan di rumah yang tanpa atap? Ternak kita pun sama, mereka akan demikian dan sebaliknya mereka akan mampu menampilkan produksi terbaiknya kalau kandang yang mereka tempati bersih, nyaman, bersih, udaranya segar, aman dan terlindung dari semua hal yang bisa membahayakan bagi ternak itu sendiri.Di antara syarat kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam kampung antara lain :
  1. Terpisah dengan daerah permukiman penduduk minimal 10 meter
  2. Lantai kandang diusahakan lebih tinggi dari tanah sekelilingnya agar kandang selalu kering dan bersih
  3. Kandang tidak lembab dan bocor, sehingga perlu mengganti atau menambah litter secara periodik
  4. Sinar matahari diusahakan bisa masuk, untuk itu diupayakan kandang dibangun membujur dari arah Barat-Timur
  5. Bahan kandang yang digunakan cukup melimpah ketersediannya dan harganya pun murah
  6. Sirkulasi udara cukup baik, lancar dan segar sehingga mampu mengusir bau tidak sedap amoniak atau lainnya
  7. Kandang dibangun mengacu kepada standar kepadatan kandang yang ideal
  8. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara periodik
Kandang untuk pemelihraan ayam kampung dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, ada kandang untuk umur 1-20 hari, 21-40 hari, 41-60 hari, 61-90 hari dan kandang untuk isolasi. Berikut kami uraikan sedikit tentang kandang ayam kampung sesuai tingkat umur pemeliharaan :
Kandang untuk umur 1-20 hari
kandang-bok.jpegKita mungkin lebih sering menyebutnya dengan istilah kandang bok, karena bentuknya kotak, semua sisi tertutup rapat kecuali bagian atas. Bagian atas dibiarkan terbuka atau bisa juga ditutup dengan bilah-bilah bambu dengan jarak 2 cm. Sedangkan bagian bawah terbuat dari kerangka dari bilah bambu lalu dialasi dengan kardus atau kertas semen. Ukuran bok yang dibuat sangat fleksibel yang penting mengacu pada efisiensi bahan dan kepadatan kandang. Bok kalau memungkinkan bisa dilengkapi dengan kaki setinggi 20-25 cm. Kepadatan kandang yang dianjurkan untuk kisaran umur ini adalah 1m2 untuk 40-45 ekor dan bisa dikurangi 5 ekornya tiap minggunya. Pemeliharaan DOC di kandang bok mutlak memerlukan lampu penghangat atau yang biasa disebut pemanas (brooder). Suhu dalam kandang bok diusahakan antara 30-32ºC atau dengan melihat penyebaran anak ayam dalam kandang bok. Kalau anak ayam menyebar merata berarti suhu sudah pas (ideal), kalau menggerombol di bawah lampu pemanas berarti kedinginan dan kalau menjauhi sumber panas berarti suhu kepanasan. Dan alangkah baiknya kalau kita merancang model kandang bok yang mudah diangkat dan dipindahkan ke tempat lain (portable).
Kandang untuk umur 21-60 hari
kandang-20-60hari.jpegPara peternak di Jawa Timur (Malang, Mojokerto, Kediri, Jombang, Blitar, Tulungagung, Surabaya) biasanya menerapkan pemeliharaan untuk ayam kampung untuk tujuan pedaging hanya sampai umur 60 hari sehingga kandang ini adalah kandang terakhir untuk pemeliharaannya sebelum ayam di panen. Ada dua model kandang yang digunakan oleh peternak pada fase ini yaitu peternak yang masih menggunakan bok seperti pemeliharaan sebelumnya dan peternak yang memilih menggunakan kandang bentuk postal (litter). Kandang postal adalah kandang dengan alas tanah yang dicampuri sekam padi, kapur dan pasir. Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 30-35 ekor dan berkurang 5 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 60 hari per m2 hanya cukup 7-10 ekor saja.
Kandang untuk umur 61-90 hari
kandang-60-90hari.jpegUntuk pemasaran ayam kampung pedaging di daerah-daerah tertentu seperti Batam, Balikpapan dan Jakarta, berat yang diinginkan biasanya sekitar 9 ons - 1,2 kg. Sehingga tidak ada pilihan bagi peternak yaitu dengan menambah jumlah hari pemeliharaan sekitar satu bulan lagi. Model kandang yang banyak dipakai untuk pemeliharaan fase ini adalah postal dan slot (kandang panggung). Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 7-10 ekor dan berkurang 0,5-1 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 90 hari per m2 hanya cukup 5-7 ekor saja. Kalau kita akan menggunakan kandang yang model slot, alangkah baiknya kalau di bawah kandang di bangun kolam ikan untuk lebih efisiensi tempat.
Kandang Isolasi
Kandang ini berfungsi sebagai kandang karantina (isolasi) terhadap ayam-ayam yang menunjukkan gejala sakit, luka karena saling patuk, atau mungkin ayam yang sudah terserang penyaikt tertentu. Penempatan ayam pada kandang isolasi ini harus memperhatikan faktor penyebab ayam. Jangan menempatkan ayam yang luka karena saling patuk dengan ayam yang terkena penyakit kolera atau lainnya. Dengan adanya kandang isolasi ini diharapkan keadaan ayam akan pulih dan semakin membaik kondisinya seperti sedia kala. Yang penting dalam pembuatan kandang ini adalah penempatan kandang. Kandang isolasi sebaiknya ditempatkan terpisah dan jauh dari kandang ayam sehat.


Apakah Usaha ternak ayam kampung dapat memberikan keuntungan buat kita ( sebuah pertanyaan dari Anak SMP). Ini adalah pertanyaan yang sering muncul ketika kita mau  memulai usaha beternak ayam kampong. Usaha yang diinginkan juga tidak terlalu muluk-muluk, pokoknya yang penting jalan dulu dengan modal yang ada. Inti dari pertanyaan dia adalah menanyakan kalau mau beternak ayam kampung itu lebih mudah berawal dari DOC apa langsung membeli induknya langsung? Kira-kira untuk permulaannya apakah harus merogoh kocek yang dalam? dan apakah dia cocok untuk ternak (ayam kampung) ini? Karena gaya bahasa saya ketika menjawab email anak tersebut adalah adalah gaya bahasa anak seumuran dia, maka kami tidak mungkin menuangkannya di sini. Oleh karenanya kami ganti jawaban kami dengan gaya bahasa yang sedikit normal dan mudah-mudahan bisa diambil manfaat untuk yang meluangkan waktu untuk membacanya. Inti jawaban yang kami berikan adalah sebagai berikut :
  1. Untuk pemula sebaiknya mengusahakan dari yang DOC dan kalau bisa dari yang sudah berumur sekitar 1 bulanan. Toh kalau mau dikomersilkan, ayam kampong sudah bisa dijual pada umur 2 bulan (berat 5-8 ons) kalau dipelihara secara intensif. Insyaallah untuk alasannya akan kami sampaikan di bawah.
  2. Kalau dimulai dengan DOC modal yang kita butuhkan tidak terlalu besar dan berbeda kalau kita langsung membeli induk. Membeli induk juga kalau kita tidak pandai memilihnya akan mengakibatkan penyesalan dan kerugian. Kita masih belum tahu induk tersebut termasuk induk yang baik apa tidak, kemampuan produksi telurnya seberapa, sifat mengasuh anak bagaimana, punya sifat kanibal (memakan telurnya sendiri atau mematuk sesame ayam) apa tidak dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
  3. Bahwa beternak adalah suatu ketrampilan bukan ilmu keturunan walaupun di masyakarat kita beredar rumor bahwa beternak (memelihara barang hidup) adalah ilmu turunan. Beternak adalah suatu ketrampilan, yang tingkat ketrampilan tersebut akan semakin bertambah dan terasah seiring bertambahnya waktu kita bergelut dengan ketrampilan tersebut.
Sebuah pengalaman
Kami mempunyai sebuah pengalaman pribadi dalam memulai usaha beternak ayam kampung yaitu ketika saya duduk di bangku kelas 1 SMP. Ketika itu saya membeli sekitar 20-an ekor anak ayam kampung keturunan bangkok,  berumur lebih dari satu bulan (versi penjual).  Karena kurang berbekal ilmu yang cukup dan tanpa pikir panjang, saya beli saja ayam tersebut. Akan tetapi dalam benak saya ada beberapa alasan yaitu :
  1. Saya belum mempunyai pengalaman beternak ayam kampung dari umur DOC sehingga kalau membeli yang umur segitu insyaallah tingkat kematian akan lebih rendah.
  2. Saya membeli ayam tersebut karena menyesuaikan dengan modal yang ada
  3. Harga yang ditawarkan masih masuk akal karena teman saya juga ada yang sudah membeli
  4. Untuk bekal mencari pengalaman beternak ayam kampung.
Dari jumlah 20-an ekor tersebut akhirnya jumlah ayam kampung saya terus berkembang biak dan usahapun semakin besar. Saking banyaknya kepemilikan ayam yang saya punya, dan mungkin merupakan jumlah kepemilikan ayan kampung terbanyak pada waktu itu di kampung saya. Padahal waktu itu saya hanya seorang tamatan SMP yang belum mau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada waktu itu saya mulai melirik potensi ternak lain (diversifikasi usaha setelah saya pelajari) yaitu beternak domba, dan keinginan saya bertambah kuat untuk memulainya. Wal hasil saya harus merelakan beberapa ekor ayam kampung yang saya nilai kurang produktif untuk saya jual dan saya membeli seekor domba dalam keadaan bunting hanya sekitar 45rb (seingat saya). Untuk memperoleh seekor domba hanya butuh menjual ayam kampong sekitar 7-10 ekor  saja. Tak puas dengan kepemilikan satu ekor domba, saya beli lagi 1 ekor domba.
Inti dari saya menceritakan pengalaman pribadi saya adalah untuk menambah semangat dan memberi motivasi kepada siapa saja yang ingin memulai beternak ayam kampung. Mari kita mulai dengan modal seadanya dan jangan bermimpi terlalu besar bahwa usaha kita akan begini dan begitu. Mulailah dulu dengan keyakinan.
Mari renungkan dua prinsip dalam usaha di bidang ternak (sepanjang pengetahuan kami), kalau ada yang punya prinsip ke-3 dan seterusnya bisa menambahkannya, dua prinsip tersebut yaitu :
  1. Tujuh (7) butir telur ayam bisa menjadi 1 ekor ayam, 7 ekor ayam bisa menjadi satu ekor kambing/domba, 7 ekor kambing bisa menjadi 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji?
  2. Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang, maksudnya kalau kita berusaha jangan hanya mengandalkan satu mata pencaharian saja dan tidak mau mencoba usaha yang lain. Kalau usaha yang satu mengalami kesuraman maka masih bisa ditopang dengan usaha satunya….  Selamat mencoba.


Kita ketahui bersama bahwa salah satu kunci keberhasilan usaha peternakan adalah dengan menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik. Selama ini usaha beternak ayam kampung dianggap sebagai usaha sambilan saja sehingga cara pemeliharaan pun ala kadarnya dan masih sangat sederhana. Padahal tidak mustahil kalau usaha beternak ayam kampung kita usahakan secara serius akan dapat dijadikan sumber panghasilan utama. Kalau kita membaca media elektronik seperti majalah, surat kabar, televisi, dan radio, ternyata sudah banyak contoh peternak yang sukses dalam bidang usaha ayam kampung. Keberhasilan mereka tidak luput dari seberapa serius mereka berusaha menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik dan benar.
Akan tetapi sangat disayangkan, banyak dari masyakarat kita yang kurang atau tidak mengerti model pemeliharaan ayam kampung sehingga tujuan pemeliharaan tidak terarah. Ketidakmengertian masyarakat bisa disebabkan oleh memang belum sampainya informasi atau pengetahuan cara beternak yang baik dan bisa juga karena sikap enggan untuk mengubah pola beternak yang sudah mendarah daging dan menjadi warisan nenek moyang. Untuk itulah, kami sengaja menulis artikel ini sebagai bahan pengetahuan baru, perbandingan dan akhirnya bisa sebagai suatu pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan pola pemeliharaan ayam kampung yang nantinya akan diterapkan. Mudah-mudahan bermanfaat
Beternak secara ekstensif
Disebut juga cara beternak secara bebas atau umbaran. Dikatakan demikian karena induk jantan dan betina dibiarkan hidup bebas berkeliaran sedangkan anak ayam yang belum kuat dipelihara di dalam kandang atau kurungan. Model cara pemeliharaan seperti ini mengharuskan ayam untuk mencari pakan sendiri. Kalaupun si empunya ternak memberi pakan itupun sesekali saja dan sebatas pakan ala kadarnya seperti dedak, dedaunan, nasi kering, dan limbah sisa dapur.
Pola pemeliharaan seperti ini banyak kita jumpai di lingkungan pedesaan. Beberapa alas an yang mendasari antara lain belum sampainya pengetahuan kepada sebagian masyarakat tentang model pemeliharaan lainnya dan didukung pula oleh lingkungan seperti pekarangan rumah atau areal persawahan yang masih luas. Pola ini memiliki sisi kelemahan antara lain : kesulitan dalam hal kontrol penyakit, keamanan yang kurang seperti ayam mudah tertabrak kendaraan, dicuri atau dimangsa binatang liar, tingkat produksi masih sangat rendah, tingkat kematian yang cukup tinggi (tanpa dilakukan vaksinasi).
Tingkat reproduksi ayam yang dipelihara dengan model ini paling sekitar 3 siklus, dengan produksi telur masih sekitar 40-50 an butir/tahun. Mengapa rendah? Karena proses reproduksi ayam masih sangat tergantung pada naluri induk ayam untuk melepas atau menyapih anak sebelum tiba saat bertelur kembali. Rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 120 an hari per siklus dengan rincian sebagai berikut : 20 hari masa bertelur, 21 hari masa mengeram, 60 hari masa mengasuh anak, dan 20 hari masa istirahat.
Saran kami untuk peternak yang hanya mampu menerapkan pola pemeliharaan ini adalah dengan membuat pagar keliling, melakukan seleksi calon indukan, memberikan pakan tambahan, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan vaksinasi untuk pencegahan penyakit.
Beternak secara semiintensif
Cara ini adalah cara pertengahan antara cara beternak secara ekstensif dan intensif, yaitu induk jantan dan betina di pelihara bersama dalam satu kandang ren. Anak ayam yang belum kuat dipelihara dalam kandang atau kurungan. Kandang ini memiliki halaman yang cukup luas serta berpagar keliling yang berfungsi agar mudah untuk mengontrol ayam, tidak merusak/memakan tanaman tetangga, atau mati karena memakan pakan misalnya dedaunan yang disemprot pestisida atau pakan yang sengaja di beri racun oleh orang lain. Kandang juga sudah dilengkapi dengan tempat pakan, minum dan sarang untuk bertelur meskipun dari bahan ala kadarnya.  Ayam masih dibiarkan bebas berkeliaran akan tetapi sudah terbatas sehingga masih memungkin untuk ayam mencari pakan tambahan berupa dedaunan atau binatang kecil (cacing, ulat, rayap, jangkrik) yang terdapat disekitarnya.
Pada pola pemeliharaan ini pakan sudah diberikan oleh si empunya ternak meskipun hanya sekitar 50-80% dari total kebutuhan konsumsi ayam. Pakan diberikan secara teratur, biasanya terdiri dari campuran pakan buatan pabrik (concentrate) dan dedak dengan perbandingan 1:4. Kekurangan zat nutrisi akan dipenuhi oleh ayam sendiri yaitu dengan mencari pakan tambahan di sekitar kandang.
Siklus reproduksi pada pola pemeliharaan ini semakin pendek karena si empunya ternak turut membantu yaitu dengan membatasi waktu mengasuh anak. Caranya yaitu induk betina tetap dibiarkan mengerami telurnya sedang waktu penyapihan anak bisa fleksibel yaitu anak ayam setelah menetas langsung di sapih atau menunggu umur 1-2 bulan baru di sapih. Dengan demikian kita akan mendapatkan siklus reproduksinya sekitar 4-6 kali siklus.
Saran kami untuk peternak yang hanya mampu menerapkan pola pemeliharaan ini adalah dengan melakukan seleksi calon induk, memberikan pakan tambahan dalam jumlah dan mutu yang cukup, menjaga kebersihan kandang, dan melakukan vaksinasi untuk pencegahan penyakit.
Beternak secara intensif
Untuk memudahkan pengertian beternak secara intensif, kita bisa membayangkan pola pemeliharaan yang diterapkan pada ayam pedaging (broiler). Intinya yaitu ayam di dipelihara di dalam kandang secara terus menerus sehingga kebutuhan ayam seperti pakan dan minum mutlak kita yang menyediakan. Manajemen pemeliharaan pada pola pemeliharaan ini harus benar-benar diatur dengan baik untuk menjaga agar ayam tetap sehat, produktif dan jauh dari ancaman penyakit. Untuk menerapkan model pemeliharaan seperti ini dibutuhkan modal yang cukup besar terutama untuk biaya pembangunan kandang. Oleh karenanya kami menyarankan untuk berpikir matang-matang terutama masalah target produksi yang jelas kalau kita akan menerapkan model pemeliharaan seperti ini.
Siklus reproduksi pada model ini semakin dipersempit karena induk ayam tidak dibiarkan mengerami telurnya apalagi mengasuh anak. Induk ayam difungsikan sebagai penghasil telur saja baik telur konsumsi atau telur tetas. Kalau yang dihasilkan adalah telur tetas maka pengeramannya diserahkan kepada ternak lain atau dengan bantuan mesin penetas telur. Anak hasil tetasan dipelihara di kandang terpisah. Sehingga siklus reproduksinya bisa 7-11 kali dengan jumlah produksi telur sekitar 90-130 butir/tahun.
ayam kampungYang perlu mendapat perhatian adalah kemampuan produksi dari induk ayam. Apabila ayam sudah menurun produktivitas telurnya sebaiknya segera diganti dengan induk yang baru. Begitu juga masalah masa bertelur kembali untuk induk sangat bergantung pada manajemen pemeliharaan terutama soal kualitas dan kuantitas pakan.


Tak habis-habis bahasan dan kajian tentang ayam kampung dan itulah kenyataannya. Ternak primadona dan berpotensi memang tak sepi dari galian informasi dan berita tidak seperti berita tentang politik atau selebritis yang hanya sekali banyak ramai dibicarakan kemudian tidak ada kabar kelanjutan beritanya. Memang benar, salah satu ternak unggas lokal potensial adalah ayam kampong dan siapa yang tidak kenal dengan ayam kampong. Maka kami tidak perlu mengupas panjang lebar tentang ayam kampung ini karena semua orang pasti melek akan ternak ini. Kami akan mengemukan beberapa sisi kelebihan dan potensi yang dimilik oleh ayam kampong yang membuatnya menjadi ternak primadona.Berikut di antara beberapa kelebihan dan potensi yang dimiliki ayam kampong :
Tahan terhadap penyakit
Ayam kampong diyakini memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan ayam ras sehingga penggunaan obat atau bahan kimia relative lebih sedikit. Salah satu penyebab ketahanan ayam kampong adalah daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan sehingga berpengaruh terhadap tingginnya daya tahan tubuh ayam kampong terhadap penyakit. Meskipun demikian janganlah lengah untuk selalu berusaha mencegah datangnya penyakit sebagai bentuk usaha mengurangi atau memperkecil resiko usaha.
Produksi telur
Telur ayam kampung lebih alami dibandingkan telur ayam ras, rasanya lebih gurih dan bau amisnya lebih rendah dibanding telur ayam ras. Sehingga tak heran kalau ada orang mengkonsumsi telur ayam kampong dalam kondisi mentah sebagai pelengkap minum jamu, susu atau madu. Tapi perlu hati-hati bagi penikmat jamu atau STMJ, karena pada saat sekarang telur yang dipakai sebagai campuran minuman tersebut kebanyakan telur ayam arab bukan telur ayam kampong. Dari segi nutrisi sebenarnya tidak ada masalah tapi dari segi harga kita sedikit rugi karena bagaimanapun juga harga telur ayam kampong lebih tinggi daripada telur ayam arab. Telur ayam kampong yang alami juga cocok untuk penderita alergi telur sekalipun.
Dapat diusahakan pada lahan yang tidak begitu luas
Apakah anda pernah melihat pohon berbuah ayam kampong? Itulah gambaran saking mudahnya dalam beternak ayam kampong. Karena keterbatasan atau tidak tersedianya lahan di sebagaian masyarakat kita, ayam kampong tidur di pepohonan, bertelur di sela-sela tumpukan kayu bakar atau di pojok dapur. Ini adalah bukti bahwa lahan bukanlan menjadi faktor penghalang untuk memulai usaha beternak ayam kampong (skala kecil) akan tetapi kalau bisa menyediakan lahan tentu lebih baik lagi.
Cara beternak yang mudah
Sudah terbukti, ayam kampong sangat mudah untuk diternakkan. Bertahun-tahun masyarakat kita sudah beternak ayam kampong meski dengan cara ala kadarnya dan tetap masih mampu berproduksi walaupun jauh dari harapan. Untuk mempertahankan cara beternak terdahulu (ekstensif)sepertinya tidak memungkinkan untuk saat sekarang. Oleh karenanya satu-satunya jalan untuk meningkatkan produktivitas ayam kampong adalah dengan mengubah system pemeliharaan. Beralih dari cara beternak secara ekstensif (umbaran) ke cara beternak secara intensif (terkurung) adalah suatu keharusan untuk menjawab tantangan permintaan akan kebutuhan ayam kampong baik untuk telur maupun dagingnya.  Bagi peternak yang semula menerapkan cara beternaknya masih ekstensif cobalah beralih ke cara beternak semi intensif atau syukur-syukur langsung cara intensif. Yang sudah menerapkan cara intensif terus melakukan evaluasi dan berusaha menemukan cara baru agar usaha yang dihasilkan lebih memberikan keuntungan.
Harga jual
Produk dari ayam kampong bisa dibilang menjadi produk primadona di pasar unggas karena produk dari ayam kampong dihargai per biji (satuan) baik untuk daging ataupun telurnya dan berbeda dengan ayam ras yang produknya dihargai kiloan baik untuk daging maupun telurnya. Harga jual produk ayam kampong tidak mengalami fluktuasi yang signifikan seperti produk ayam ras. Perbedaan harga jual produk ayam kampong dengan produk ayam ras bisa mencapai 50%. Coba dibandingkan!
Bisa membuka lapangan kerja baru
Terus terang kalau masyarakat kita terutama para pemuda nya tidak malu untuk terjun dan mengusahakan ternak ayam kampong ini tentunya akan terbuka peluang pekerjaan baru. Banyak pembeli bibit (DOC) ayam kampong kami berasal dari kalangan pemuda yang ingin mengembangkan usaha ini. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh biasanya melakukan pembelian ulang karena usaha ini memang layak untuk diusahakan dan bisa mendatangkan penghasilan daripada mereka terus ‘mengemis’ pada orang tua mereka.
Kualitas daging lebih baik daripada ayam ras
Daging ayam kampong dipercaya memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras. Selain itu, kadar proteinnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ayam ras dengan kandungan asam-asam amino lebih lengkap. Lemak dagingnya tidak sebanyak ayam ras sehingga teksturnya tidak terlalu lembek. Tekstur yang tidak terlalu lembek ini dinilai lebih cocok untuk ukuran orang Indonesia.
Permintaan tidak fluktuatif
Permintaan yang tidak terlalu fluktuatif baik untuk daging dan telur ayam kampong dan bahkan ada kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu layak mendapat perhatian lebih. Karena tingkat produktifitasnya yang masih rendah, berapapun banyaknya akan habis terserap oleh pasar. Kondisi ini sangat berbeda dengan permintaan produk ayam ras. Hal ini juga berpengaruh terhadap stabilitas harga ayam kampong sendiri yang relatif stabil dan bahkan mengalami kenaikan terutama saat menjelang hari raya, imlek, dan tahun baru.
Sumber kajian iptek
Ayam kampong banyak menjadi objek penelitian untuk unggas lokal potensial. Anda masih ingat tentunya dengan strain baru ayam kampong seperti ayam arjo (arab vs jowo, maksudnya ayam arab disilangkan dengan ayam jowo atau kampong), arbain (arab vs bangkok vs indo), ayam kampong super (ayam kampong yang disilangkan dengan beberapa strain ayam ras) dan strain baru lainnya.
Kalau melihat potensi yang dimiliki ayam kampong sebagaimana kami sebutkan di atas, seolah-olah komoditas ini tidak mempunyai kelemahan.  Bukanlah suatu kelemahan melainkan terdapat suatu peluang usaha di dalamnya. Di antara kelemahan usaha beternak ayam kampong antara lain :
  1. Masih sulit untuk mendapatkan bibitnya (DOC) karena masih sedikit orang yang mengusahakan penetasan telur ayam kampung
  2. Produktifitas telur yang masih rendah karena cara beternak yang masih ekstensif
  3. Laju pertumbuhan masih rendah yang disebabkan oleh rendahnya mutu genetic  dan manajemen pemeliharaan yang kurang baik


Beternak adalah salah satu bentuk usaha memelihara hewan atau ternak peliharaan yang bisa menopang perekonomian hidup kita sehari-hari. Usaha ternak bisa diusahakan dalam skala kecil-kecilan ataupun besar-besaran tergantung modal yang tersedia. Namun kadang kita bingung untuk memulai usaha ini karena sering dihantui berbagai macam rintangan, kendala dan ketakutan lainnya. Rintangan dan kendala yang biasanya muncul sebelum kita memulai usaha beternak ayam kampung antara lain bagaimana agar ayam kampung bisa tetap hidup? Bagaimana jika ayam kampung sakit? Dari mana mendapatkan modal? Terus bagaimana kalau rugi? Bagaimana kalau ini, kalau itu dan kalau-kalau yang lainnya. Beternak ayam kampung sudah lama dilakukan oleh masyarakat kita, sehingga cara dan teknik beternak sebenarnya tidak perlu kami angkat ke permukaan. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman dan permintaan akan produk ini (daging dan telur) yang tidak sebanding dengan tingkat produksi maka kiranya perlu masalah ini kami angkat kembali terutama untuk yang ingin memulai usaha beternak ayam kampung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak ada pilihan lain kecuali dengan mengubah cara beternak kita. Masyarakat kita selama ini menggunakan model pemeliharaan beternak ayam kampong secara ekstensif (diumbar) dan memang sudah semestinya kita mulai berganti minimal dengan model pemeliharaan semiintensif atau lebih-lebih bisa meningkat menjadi intensif.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa membantu anda untuk memulai usaha beternak ayam kampong:

Bangun keyakinan
Membangun keyakinan untuk memulai usaha ternak ayam kampung bukanlah hal yang gampang apalagi untuk orang yang tidak mempunyai latar belakang beternak sama sekali. Belakangan banyak kalangan yang memutar haluan untuk terjun di bisnis ini yang notabene bukan berlatar belakang seorang peternak. Mereka kebanyakan hanya bisa menangkap peluang tapi belum tahu cara beternak benar. Para usahawan yang bermodal tebal, orang yang mau pensiun  ramai-ramai merintis usaha ini. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan (modal, mental dan sebagainya) dan siap dengan resiko dan kendala yang akan di alami. Sehingga resep jitu untuk membangun kenyakinan adalah dengan memaksimalkan kekuatan dalam diri kita dan siap dengan resiko yang akan di alami.
Singkirkan rintangan!
Semua bentuk usaha manusia di dalamnya dibutuhkan pengorbanan (ikhtiar), setelah itu kita hanya bisa pasrah bertawakkal kepada yang Maha Memberi Rezeki. Tidak perlu pergi ke dukun, orang pintar, paratidaknormal, dan sebagainnya agar usaha kita membawa keberhasilan karena hal itu akan membuat kita menjadi musryik bagi orang Islam. Akhir dari bentuk usaha yang akan kita jalankan adalah sukses (untung) dan gagal (rugi) tergantung bagaimana manajemen kita dalam mengendalikan usaha. Begitu juga kalau kita akan memulai usaha ternak yang pastinya kita harus sedikit faham dan menjadi suatu keharusan untuk belajar akan seluk beluk dan liku-liku cara beternak. Yang perlu dicatat adalah kita harus membedakan usaha barang mati dengan barang hidup. Dengan berbekal sedikit pengetahuan dari membaca, mengikuti pelatihan atau training, berkunjung atau magang langsung ke peternakan kami rasa sudah cukup sebagai modal pertama untuk memulai usaha. Modal keuangan kami rasa ‘gampang’, tapi yang paling sulit adalah modal mental termasuk didalamnya adalah sikap siap menerima resiko usaha. Berbeda jika kita sudah menjalani satu siklus usaha, di sana kita akan banyak mendapatkan pengalaman dan kita bisa melakukan evaluasi usaha kita. Kalau rugi kenapa dan kalau untung apa tidak bisa ditingkatkan pada siklus kedua atau berikutnya. Singkirkan rintangan dan tanamkan dalam diri kita sikap percaya diri untuk memulai usaha kita dengan modal seadanya, jangan terlalu muluk-muluk dan angan-angan yang belum jelas akhirnya.
Tentukan pilihan usaha
Setelah permintaan daging dan telur ayam kampung tidak sebanding dengan tingkat produksinya, masyarakat kita mulai membedakan usaha antara beternak ayam kampung untuk tujuan pedaging dan tujuan telur. Penting kiranya sejak dari awal kita sudah menfokuskan diri memilih usaha apa yang akan kita rintis. Karena dengan mengetahui tujuan usaha yang jelas kita akan semakin mudah dalam mengatur usaha kita serta mengambil langkah yang jelas pula. Janganlah memulai suatu usaha dengan tujuan yang tidak jelas karena hanya akan membawa hasil akhir yang tidak jelas pula. Banyak bertanya tentang ke dua pilihan usaha tersebut kepada pelaku usaha atau orang yang punya pegalaman akan usaha tersebut. Singkirkan sikap sok pintar, sok pandai, sok pengalaman dalam diri kita kalau ingin berhasil.
Menentukan lokasi usaha
Menentukan lokasi usaha ibarat kita akan memilih rumah atau tempat tingga untuk keluarga kita. Biasanya ada dua masalah dalam penentuan lokasi usaha ini yaitu calon peternak yang sudah mempunyai persiapan lahan dan calon peternak yang belum mempunyai lahan. Factor penentuan lokasi usaha seringkali diabaikan oleh calon peternak sehingga seringkali juga kita mendengar ada usaha peternakan yang berhenti ditengah jalan lantaran mendapat protes dari masyarakat sekitar dan tentu ini sangat merugikan. Secara umum lokasi untuk beternak ayam kampung dapat diusahakan di mana saja, akan tetapi kalau kita bisa memilih lokasi yang nyaman bagi ternak dan nyaman pula untuk masyarakat tentu itu sesuatu yang arif dan bijaksana. Lokasi untuk beternak ayam kampung sebisa mungkin terpisah dari permukiman penduduk minimal 10 meter. Yang perlu kita pertimbangkan adalah limbah bau amoniak yang ditimbulkan jangan sampai mengganggu warga sekitar. Lokasi juga kalau bisa dekat dengan sumber air, sarana produksi ternak (sapronak), pasar , transportasi mudah, dan aman.
Waktu memulai usaha
Pertanyaan selanjutnya adalah kapan kita akan memulai usaha? Usaha beternak ayam kampung dapat dimulai kapan saja asal semua factor pendukung usaha siap dan tersedia minimal bibit, pakan dan kandang. Tersedianya bibit, pakan, dan kandang saja belum cukup kalau tidak dibarengi dengan informasi pasar yang jelas. Waktu yang sedikit tepat untuk memulai usaha beternak ayam kampung adalah 2-3 bulan sebelum hari raya Iedul Fitri (lebaran), imlek dan tahun baru masehi. Mengapa? Karena pada waktu itu permintaan daging ayam kampung rata-rata meningkat sehingga kita tidak khawatir produksi kita tidak laku terjual.
Manajemen usaha
  1. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan beberapa cara antara lain dengan menetaskan sendiri atau langsung membeli DOC dari produsen terpercaya. Kalau anda menetaskan sendiri itu lebih baik dan lebih menguntungkan pula. Akan tetapi untuk menetaskan telur sendiri perlu sedikit keahlian dan biaya untuk membeli mesin penetas telur. Untuk praktisnya membeli DOC langsung mungkin jalan terbaik, dan seiring dengan bertambahnya waktu bisa mencoba menetaskan sendiri.
  2. Pakan untuk ayam kampung sebenarnya cukup sederhana saja, akan tetapi kalau kita mempertimbangkan waktu dan keuntungan kiranya perlu membuat terobosan atau mencari sumber pakan berkualitas dengan harga murah. Jangan tertipu pakan jadi dengan harga murah, tapi kalau murah berkualitas tidaklah masalah.
  3. Kandang untuk beternak ayam kampung cukup dibuat sederhana saja, akan tetapi kalau sudah yakin usaha kita akan dapat berjalan terus dalam waktu lama maka membangun kandang permanen adalah suatu keharusan. Kandang permanen biasanya akan terawat lebih baik daripada kandang yang bersifat sementara. Yang menjadi patokan dalam membangun kandang adalah arah kandang, dan kepadatan kandang.  Kandang ayam kampong dapat dibuat berdasarkan fase pemeliharaan (bok, ren, atau postal).
  4. Pencegahan dan penanganan penyakit adalah hal yang tak kalah pentingnya dalam usaha peternakan ayam kampong. Lebih baik mencegah daripada mengobati adalah prinsip yang harus dipegang oleh peternak untuk masalah ini. Mengapa? Usaha pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada biaya yang kita keluarkan untuk mengobati. Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan program sanitasi yang ketat, biosecurity, dan program vaksinasi. Sedangkan untuk usaha penanganan penyakit adalah dengan melakukan penanganan atau tindakan yang benar dalam mengobati penyakit.
Pemasaran
Anda tidak perlu bingung untuk memasarkan panenan ayam kampung baik berupa daging atau telurnya, insyaallah banyak jalan. Pasar tradisional, warung penyedia menu spesial ayam kampung, pengepul, pembeli ayam kampung keliling (obrok) tidak pernah berhenti untuk membeli produk ini. Kalau terdapat banyak peternak di suatu tempat atau wilayah maka sebaiknya membentuk suatu komunitas (asosiasi atau paguyuban) semisal koperasi peternak ayam kampung atau semisalnya. Insyaallah banyak manfaat kalau kita bergabung dengan koperasi atau paguyuban di antara salah satunya adalah untuk mengatasi masalah pemasaran produk. *(SPt)
Tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha. Mari bersama-sama berusaha melestarikan unggas lokal kita. Mari menjadi tuan di negeri sendiri.


Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk ikut melengkapi artikel atau pengetahuan tentang cara beternak ayam kampung pedaging. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
  • Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
  • Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
  • Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.

5. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
  1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
  2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
  3. Melakukan vaksinasi secara teratur
  4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
  5. Manajemen pemeliharaan yang baik
  6. Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
b. Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya
e. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
6. Pasca Panen dan Pemasaran
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
7. Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.
Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita bersama. Aamiin…*(SPt)